1.1 Pupuk
Pupuk
adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila ditambahkan ke
dalam tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara serta dapat memperbaiki
sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, atau kesuburan tanah. Pupuk digolongkan
menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik.
1.2 Pupuk organik
Pupuk
organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah
melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Pupuk organik
mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis
unsur hara tersebut rendah.Adapun jenis-jenis dari pupuk organik itu sendiri
seperti pupuk kandang, pupuk kompos, pupuk cair, dan sebagainya.
1.3 Pupuk cair organik
Pupuk organik cair
adalah pupuk berfasa cair yang dibuat dari bahan-bahan organik melalui proses
pengomposan.
Terdapat dua macam tipe
pupuk organik cair yang dibuat melalui proses pengomposan. Pertama adalah pupuk
organik cair yang dibuat dengan cara melarutkan pupuk organik yang telah jadi
atau setengah jadi ke dalam air. Jenis pupuk yang dilarutkan bisa berupa pupuk
hijau, pupuk kandang, pupuk kompos atau campuran semuanya. Pupuk organik cair
semacam ini karakteristiknya tidak jauh beda dengan pupuk organik padat, hanya
saja wujudnya berupa cairan. Dalam bahasa lebih mudah, kira-kira seperti teh
yang dicelupkan ke dalam air lalu airnya dijadikan pupuk.Pupuk cair tipe ini
suspensi larutannya kurang stabil dan mudah mengendap. Kita tidak bisa
menyimpan pupuk tipe ini dalam jangka waktu lama. Setelah jadi biasanya harus
langsung digunakan. Pengaplikasiannya dilakukan dengan cara menyiramkan pupuk
pada permukaan tanah disekitar tanaman, tidak disemprotkan ke daun.
Kedua adalah pupuk
organik cair yang dibuat dari bahan-bahan organik yang difermentasikan dalam
kondisi anaerob dengan bantuan organisme hidup. Bahan bakunya dari material
organik yang belum terkomposkan. Unsur hara yang terkandung dalam larutan pupuk
cair tipe ini benar-benar berbentuk cair. Jadi larutannya lebih stabil. Bila
dibiarkan tidak mengendap. Oleh karena itu, sifat dan karakteristiknya pun
berbeda dengan pupuk cair yang dibuat dari pupuk padat yang dilarutkan ke dalam
air.
1.4 Kandungan Unsur Hara Pupuk Cair
Limbah
ternak berupa fase dan urine mengandung nitrogen dan fosfor yang sangat tinggi.
Kandungan ini dibutuhkan oleh tumbuhan sehingga dijadikan bahan dasar pembuatan
kompos .
Secara
kimiawi pupuk organik yang baik mengandung beberapa unsur hara seperti Nitrogen
(N) = 1.5 – 2%, fosfor (P205) = 0,5 – 1% dan kalium (K20)
= 0,5 – 1%.
Menyatakan bahwa urine ternak umumnya memiliki kandungan hara yang lebih
tinggi dibandingkan kototran padat, sehingga pada aplikasinya tidak sebanyak
penggunaan pupuk organik padat.
Unsur-unsur
mineral dalam air susu yang relatif terdapat dalam konsentrasi yang cukup
tinggi yaitu Kalsium 0,112%, Phosfor 0,095%, Kalium 0,138%, Magnesium 0,013%,
Natrium 0,095%, Klorin0,109%, dan Beelerang 0,01%. Unsur-unsur yang terdapat
dalam konsentrasi yang rendah yaitu Besi 3,0ppm, Siolikon2,0ppm,
Tembaga 0,3ppm dan Fluorin 0,25ppm. Sedangkan unsur-unsur
mineral klumit atau ”trace-element” dalam susu adalah aluminium,
mangan, jod, boron, titanium, vanadium, lithium dan strontium . Susu sapi kaya akan mineral Ca, P, K, Cl, dan Zn; tetapi rendah akan
mineral Mg, Fe, Cu, dan Mn. Dedak yang tersedia untuk peternak merupakan sumber
P yang baik untuk ruminansia.
1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pembuatan pupuk cair organik
Pembuatan pupuk
organik cair dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1.5.1
Nilai
C/N Bahan
C/N
berfungsi untuk meningkatkan kesuburan pada tanah. Penambahan bahan organik
dengan nisbah C/N tinggi mengakibatkan tanah mengalami perubahan imbangan C/N
dengan cepat, karena mikroorganisme tanah menyerang sisa pertanaman. C/N juga
berfungsi untuk menyeimbangkan ketersediaan nitrogen yang dapat dimanfaatkan
oleh tanaman. Apabila bahan organik yang diberikan ke tanah mempunyai nisbah
C/N tinggi, maka mikroorganisme tanah dan tanaman akan berkompetisi
memanfaatkan nitrogen dan tanaman selalu kalah disamping karbohidrat yang dijadikan sebagai sumber energi
dan pertumbuhan mikroba, ternyata juga dibutuhkan N dan P. Bahan-bahan
yang terakhir ini diasimilir menjadi bahan tubuhnya. Dengan jalan ini protein
tumbuhan dialihkan menjadi protein mikroba.
Rasio
C/N yang efektif untuk proses pembuatan pupuk cair berkisar antara 30:1 hingga
40:1. Pada rasio C/N di antara 30 hingga 40, mikroba mendapatkan cukup C untuk
energi dan N untuk sintesis protein. Apabila rasio C/N terlalu tinggi, mikroba
akan kekurangan N untuk sintesis protein sehingga dekomposisi lambat. Selama
proses itu, rasio C/N akan terus menurun.Pupuk cair yang langsung dapat
digunakan memiliki rasio C/N nya kurang dari 20.
Perbandingan dari C/N pupuk
cair dapat diperhitungkan dari berbagai senyawa yang menyusun unsur hara tanah.
Unsur har tanah rata-rata mengandung bahan-bahan sebagai berikut :
Bahan
|
Komposisi
|
Kandungan C
|
Lignin
|
45%
|
28.80%
|
Protein
|
35%
|
17.50%
|
Karbohidrat
|
11%
|
4.84%
|
Lemak,
Damar dan Lilin
|
3%
|
2.10%
|
Tidak
diketahui
|
6%
|
3.00%
|
TOTAL
|
100%
|
56.24%
|
Total kandungan karbon dalam unsur hara tanah adalah 56.24
persen. Sementara itu Kadar N dalam protein adalah 16 persen, sedangkan unsur
hara mengandung 35 persen protein, jadi kadar N dalam unsur hara adalah 35 x
0.16 = 5.6 persen. Oleh karena itu hasil bagi C/N rata-rata adalah 56.24 / 5.6
= 10.04 persen. Hubungan C dan N ini di dalam unsur hara berada dalam
keadaan hampir konstan, berada pada nilai antara 10 sampai 12.Oleh karena
itulah nilai C/N ratio 10 - 12 ini dapat dianggap sebagai acuan dalam pembuatan
pupuk. Dari hasil penelitian dan uji coba pembuatan pupuk, telah diketahui
bahwa untuk mendapatkan C/N ratio 10 – 12, maka diperlukan campuran bahan
baku dengan C/N ratio 30.
Jenis Bahan Organik
|
Kandungan C/N
|
Urine
ternak
|
0,8
|
Kotoran
ayam
|
5,6
|
Kotoran sapi
|
15,8
|
Kotoran
babi
|
11,4
|
Kotoran
manusia (tinja)
|
6-10
|
Darah
|
3
|
Tepung
tulang
|
8
|
Urine
manusia
|
0,8
|
Eceng
gondok
|
17,6
|
Jerami
gandum
|
80-130
|
Jerami
padi
|
80-130
|
Ampas
tebu
|
110-120
|
Jerami
jagung
|
50-60
|
Sesbania
sp.
|
17,9
|
Serbuk
gergaji
|
500
|
Sisa
sayuran
|
11-27
|
Tabel 1. Kandungan C/N dari berbagai sumber
bahan organik
1.5.2
Kandungan NPK
Pupuk yang sudah matang memiliki
kandungan hara kurang lebih: 1,69% N, 0,34% P2O5, dan 2,81% K. dengan kata
lain, dalam seratus liter pupuk cair setara dengan 1,69 liter urea, 0,34 liter
SP-36, dan 2,81 liter KCl.
Nitrogen
(N) berperan penting dalam merangsang pertumbuhan vegetatif dari tanaman.
Selain itu N merupakan penyusun plasma sel dan berperan penting dalam
pembentukan protein.
Fosfor
(P) adalah unsur hara makro kedua setelah nitrogen yang banyak dibutuhkan
tanaman untuk pertumbuhannya dan diserap tanaman dalam bentuk ion. Sumber utama
fosfor di dalam tanah berasal dari pelapukan mineral-mineral yang mengandung
fosfat.
Kalium
(K) adalah unsur hara makro yang banyak dibutuhkan tanaman, dan diserap tanaman
dalam bentuk ion K+. Di dalam tubuh tanaman kalium bukanlah sebagai penyusun
jaringan tanaman, tetapi lebih banyak berperan dalam proses metabolisme tanaman
seperti mengaktifkan kerja enzim, membuka dan menutup stomata, transportasi
hasil-hasil fotosintesis, dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap
kekeringan dan penyakit tanaman.
1.5.3
Ukuran
bahan
Bahan yang
berukuran lebih kecil akan lebih cepat proses pengomposan pupuknya karena semakin luas bahan yang tersentuh
bakteri.
1.5.4
Komposisi bahan
Pembuatan pupuk cair dari beberapa macam
bahan akan lebih baik dan lebih cepat. Pembuatan pupuk bahan organik dari
tanaman akan lebih cepat bila ditambah dengan kotoran hewan.
1.5.5
Jumlah mikroorganisme
Dengan semakin banyaknya jumlah
mikroorganisme maka proses pembuatan pupuk diharapkan akan semakin cepat. Dari
sekian banyak mikroorganisme ada lima golongan yang pokok yaitu, bakteri
fotosintesis, lactobasilius sp, aspergillus sp, ragi (yeast),
dan actinomycetes.
1.5.6
Kelembapan
Umumnya mikroorganisme tersebut dapat
bekerja dengan kelembapan sekitar 40-60 %. Kondisi tersebut perlu dijaga agar
mikroorganisme dapat bekerja secara optimal. Kelembapan yang lebih rendah atau
lebih tinggi akan menyebabkan mikrorganisme tidak berkembang atau mati.
1.5.7
Suhu
Faktor suhu sangat berpengaruh terhadap
proses pembuatan pupuk karena berhubungan dengan jenis mikroorganisme yang
terlibat. Suhu optimum untu pembuatan pupuk adalah 40-60 0C. Bila suhu terlalu
tinggi mikroorganisme akan mati. Bila suhu relatif rendah mikroorganisme belum
dapat bekerja atau dalam keadaan dorman.
1.5.8
Keasaman (pH)
Jika bahan yang dikomposkan terlalu asam,
pH dapat dinaikkan dengan cara menambahkan kapur. Sebaliknya, jika nilai pH
tinggi (basa) bisa diturunkan dengan menambahkan bahan yang bereaksi asam
(mengandung nitrogen) seperti urea atau kotoran hewan .
1.6
Sifat dan Karakteristik Pupuk Organik Cair
Pupuk organik
cair tidak bisa dijadikan pupuk utama dalam bercocok tanam. Sebaiknya gunakan
pupuk organik padat sebagai pupuk utama/dasar. Pupuk organik padat akan
tersimpan lebih lama dalam media tanam dan bisa menyediakan hara untuk jangka
yang panjang. Sedangkan, nutrisi yang ada pada pupuk cair lebih rentan terbawa
erosi. Namun di sisi lain, lebih mudah dicerna oleh tanaman.
Jenis pupuk
cair lebih efektif dan efesien jika diaplikasikan pada daun, bunga dan batang
dibanding pada media tanam (kecuali pada metode hidroponik). Pupuk organik cair
bisa berfungsi sebagai perangsang tumbuh. Terutama saat tanaman mulai bertunas
atau saat perubahan dari fase vegetatif ke generatif untuk merangsang
pertumbuhan buah dan biji. Daun dan batang bisa menyerap secara langsung pupuk
yang diberikan melalui stomata atau pori-pori yang ada pada permukaannya.
Pemberian
pupuk organik cair lewat daun harus hati-hati. Jaga jangan sampai overdosis,
karena bisa mematikan tanaman. Pemberian pupuk daun yang berlebih juga akan
mengundang hama dan penyakit pada tanaman
Setiap
tanaman mempunyai kapasitas dalam menyerap nutrisi sebagai makanannya. Secara
teoritik, tanaman hanya sanggup menyerap unsur hara yang tersedia dalam tanah
tidak lebih dari 2% per hari. Pada daun, meskipun kami belum menemukan angka
persisnya, bisa diperkirakan jumlahnya tidak lebih dari 2%. Oleh karena itu
pemberian pupuk organik cair pada daun harus diencerkan terlebih dahulu.
Karena
sifatnya sebagai pupuk tambahan, pupuk organik cair sebaiknya kaya akan unsur
hara mikro. Sementara unsur hara makro dipenuhi oleh pupuk utama lewat tanah,
pupuk organik cair harus memberikan unsur hara mikro yang lebih. Untuk
mendapatkan kandungan hara mikro, bisa dipilah dari bahan baku pupuk.
1.7
Cara Membuat Pupuk Organik Cair
-
Siapkan bahan-bahan berikut: 1 karung kotoran ayam,
setengah karung dedak, 30 kg hijauan (jerami, gedebong pisang, daun
leguminosa), 100 gram gula merah, 50 ml bioaktivator (EM4), air bersih
secukupnya.
-
Siapkan tong plastik kedap udara ukuran 100 liter
sebagai media pembuatan pupuk, satu meter selang aerotor transparan (diameter
kira-kira 0,5 cm), botol plastik bekas akua ukuran 1 liter. Lubangi tutup tong
seukuran selang aerotor.
-
Potong atau rajang bahan-bahan organik yang akan
dijadikan bahan baku. Masukkan kedalam tong dan tambahkan air, komposisinya: 2
bagian bahan organik, 1 bagian air. Kemudian aduk-aduk hingga merata.
-
Larutkan bioaktivator seperti EM4 dan gula merah 5
liter air aduk hingga merata. Kemudian tambahkan larutan tersebut ke dalam tong
yang berisi bahan baku pupuk.
-
Tutup tong dengan rapat, lalu masukan selang lewat
tutup tong yang telah diberi lubang. Rekatkan tempat selang masuk sehingga
tidak ada celah udara. Biarkan ujung selang yang lain masuk kedalam botol yang
telah diberi air.
-
Pastikan benar-benar rapat, karena reaksinya akan
berlangsung secara anaerob. Fungsi selang adalah untuk menyetabilkan suhu
adonan dengan membuang gas yang dihasilkan tanpa harus ada udara dari luar
masuk ke dalam tong.
-
Tunggu hingga 7-10 hari. Untuk mengecek tingkat
kematangan, buka penutup tong cium bau adonan. Apabila wanginya seperti wangi
tape, adonan sudah matang.
-
Pisahkan antara cairan dengan ampasnya dengan cara
menyaringnya. Gunakan saringan kain. Ampas adonan bisa digunakan sebagai pupuk
organik padat.
-
Masukkan cairan yang telah melewati penyaringan pada
botol plastik atau kaca, tutup rapat. Pupuk organik cair telah jadi dan siap
digunakan. Apabila dikemas baik, pupuk bisa digunakan sampai 6 bulan.
1.8 Aplikasi/Penggunaan pupuk organik cair
Pupuk organik
cair diaplikasikan pada daun, bunga atau batang. Caranya dengan mengencerkan
pupuk dengan air bersih terlebih dahulu kemudian disemprotkan pada tanaman.
Kepekatan pupuk organik cair yang akan disemprotkan tidak boleh lebih dari 2%.
Pada kebanyakan produk, pengenceran dilakukan hingga seratus kalinya. Artinya,
setiap 1 liter pupuk diencerkan dengan 100 liter air.
Untuk
merangsang pertumbuhan daun, pupuk organik cair bisa disemprotkan pada tanaman
yang baru bertunas. Sedangkan untuk menghasilkan buah, biji atau umbi, pupuk
disemprotkan saat perubahan fase tanaman dari vegetatif ke generatif. Bisa
disemprotkan langsung pada bunga ataupun pada batang dan daun. Setiap
penyemprotan hendaknya dilakukan dengan interval waktu satu minggu jika musim
kering atau 3 hari sekali pada musim hujan. Namun dosis ini harus disesuaikan
lagi dengan jenis tanaman yang akan disemprot.
Pada kasus
pemupukan untuk pertumbuhan daun, gunakan pupuk organik cair yang banyak
mengandung nitrogen. Caranya adalah dengan membuat pupuk dari bahan baku kaya
nitrogen seperti kotoran ayam, hijauan dan jerami. Sedangkan pada kasus
pemupukan untuk pertumbuhan buah, gunakan bahan baku pupuk yang kaya kalium dan
fosfor, seperti kotoran kambing, kotoran sapi, sekam padi dan dedak. Kandungan
setiap jenis material organik bisa dilihat di tabel berikut.
Secara
sederhana bisa dikatakan, untuk membuat pupuk perangsang daun gunakan sumber
bahan organik dari jenis daun-daunan. Sedangkan untuk membuat pupuk perangsang
buah gunakan bahan organik dari sisa limbah buah seperti sekam padi atau kulit
buah-buahan.
Sumber utama: http://gintingchemicalengeneeringa2.blogspot.co.id/2014/04/pembuatan-pupuk-cair-organik.html, dengan beberapa perubahan.
Sumber utama: http://gintingchemicalengeneeringa2.blogspot.co.id/2014/04/pembuatan-pupuk-cair-organik.html, dengan beberapa perubahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar